Naik-naik ke puncak gunung,, berenang-renang di lautan.. :D
Bulan Agustus so spesial..
Yapp.. di bulan Agustus tahun lalu, terasa sangat spesial bagiku. Karena selain telah mampu menjejak kaki di puncak Rinjani. Maka tepat tanggal 17 agustus satu minggu setelah menyelesaikan petualang di gunung, liburan selanjutnya berlanjut di Pantai Pink bersama rekan-rekan staf kampus STMIK Syaikh Zainuddin Nahdatul Wathan Anjani tempatku bekerja. Jarang-jarang bisa main bareng-bareng, ehee.. jadi meskipun masih dalam tahap pemulihan tenaga dan perawatan kulit yang masih menghitam, kesempatan itu tak ku lewatkan begitu saja. langsung capcuss euy
Potong
ayam dulu di kampus ;)
Setelah semua
persiapan amunisi makanan beres, sekitar pukul 10.00 rombongan kami berangkat
menuju “Pantai Pink” dari kampus
STMIK Syaikh Zainuddin Nahdatul Wathan Anjani, dua mobil full. Pantai Pink
terletak di kecamatan Jerowaru, jauh dibalik hutan Sekaroh dibelahan Lombok
Timur bagian selatan, daerah paling kering di pulau kecil ini, namun memiliki
pantai-pantai yang sangat bagus dan benar-benar masih alami.
Mulai memasuki kawasan
hutan Sekaroh, kondisi jalannya benar-benar parah. Penuh lubang dan agak
berbatu, karena jalannya belum diaspal. Sekitar 30an menit harus bersabar dengan
kondisi jalan yang seperti itu Berkali-kali aku meringis saat kepalaku harus
beradu dengan bagian dalam mobil. Tiap kali ada yang “kejedot” pasti langsung
disambut dengan tawa riuh oleh para penghuni mobil yang ku tumpangi, yang
notabene lagi-lagi cowok. Hanya aku dan kak Mut makhluk cewek di mobil itu.
ehee,,
Tetapi disepanjang
perjalanan jalan, pemandangannya tampak memukau. Serasa tidak berada di Lombok
:D,, karena hampir semua pepohonan maupun semak-semak yang ada dipinggir jalan
daunnya rontok, seakan sedang musim gugur.
Serasa ditengah musim gugur @Hutan Sekaroh
Perut keroncongan mulai mendera rombongan mobil yang ku
tumpangi, tapi semua harus kecewa karena ternyata tak ada satupun makanan yang
ditaruh di mobil kami. semua baru tersadar kalau semua makanan ada di mobil
satunya, sementara tu mobil belum juga terlihat. Jangankan warung, rumah
penduduk saja belum terlihat, yang ada hanya pepohonan jati tanpa daun saja
yang terlihat. bahkan sinyal ponselpun nihil. Huhu.. hampir 45 menit kami harus
bersabar menunggu dipinggir jalan, ahaa ternyata rombongan yang satu lagi malah
nyasar ke jalur menuju Pantai Surga. Salah satu nama pantai keren lainnya di
wilayah Jerowaru. Begitu mobil
rombongan yang kami tunggu-tunggu tiba, beberapa bungkusan cemilan kami ambil alih
dan segera tandas dalam waktu singkat selama melanjutkan perjalanan. Haha..
Penunjuk
arah diujung belokan menuju Pantai
Setelah menempuh
perjalanan sekitar 2 jam setengah, dengan konsidisi jalan penuh sensasi yang
terasa mengaduk perut, akhirnya hamparan lautan lepas yang membiru terhampar
didepan mata.
Lukisan
Sang Pencipta
Kalau satu minggu
sebelumnya aku tersihir oleh Pesona alam Rinjani, maka kali ini aku kembali
tersihir oleh birunya lautan lepas yang nampak tenang dan memukau dengan airnya
yang super jernih. Setelah parkir dan semua amunisi makanan diturunkan,
serangan jeprat-jepretpun kami lancarkan. Tak ku perdulikan lagi teriknya
sengatan matahari siang yang semakin menghitamkan kulitku. Hehe,,
Pose
duluu cuyyyyy
Keindahan Pantai
Pink, tidak hanya berupa keunikan warna pasirnya saja. Tetapi pantai pink
memiliki air yang sangat jernih kebiruan dan tampak tenang dengan ombak yang
cukup kecil. Pesona pantai ini juga bisa kita nikmati dari ketinggian
bukit-bukit disisi kanan serta kiri pantai, dan bisa dinaiki dengan mudah.
Kealamian pantainya masih benar-benar terjaga, dan belum tercemar, karena belum
terekspos secara luas.
Amazing
Setelah
jeprat-jempret beberapa poto, kesibukanpun dimulai disela canda tawa
mempersiapkan menu makan siang berupa ayam dan ikan bakar..
Tim
ayam :D Tim
ikan tawar
Ayam bakar,, ayam bakar
Para
peracik bumbu J
Tak lama berselang,
makan siang nan nikmat siap diserbu. Liburan tanpa rencana matang yang telah
lama diangankan terlaksana juga dihari bersejarah negeri ini.. usai makan siang
belum ada satu pun yang beranjak nyemplung ke laut, meski air jernih sangat
menggoda, dan kaki sudah terasa gatal ingin segera berlari serta bercengkrama
dengan air laut. Tetapi kami semua memutuskan untuk shalat dzuhur dulu. Maka
begitu usai shalat, seakan tak pernah melihat air laut sebelumnya, kami
berlomba lari “nyemplung” di laut yang sangat jernih dan tenang.
Segerrrrr
…..
Selalu
ada korban “digeret paksa” :D
Pantai Pink benar-benar sangat tenang, sampai-sampai serasa mandi di
kolam karena deburan ombaknya sangat kecil. Bahkan nyaris tidak ada malahan,
sehingga anak-anak kecilpun bisa bermain-main dengan aman.
Jernihhhhh cuy...
Di pantai ini, pengunjung juga bisa dimanjakan dengan
pemandangan alam laut yang menakjubkan jika melakukan snorkeling, karena terumbu-terumbu karangnya yang sangat indah.
Walaupun sebagian titik terumbu terumbu karang yang terlihat hanya berupa sisa-sisa
terumbu karang yang sudah hancur oleh jangkar - jangkar perahu para Nelayan.
Gangguin pasangan bule yang sedang snorkeling :D
Sebenarnya kalau
dilihat dari dekat, pasir pantai Pink sama saja dengan pasir pantai diwilayah
Lombok timur bagian selatan yakni agak putih kecoklatan. Tetapi karena
bercampur dengan serpihan-serpihan terumbu karang yang berwarna pink. Dan warna
pinknya sangat jelas terlihat seolah berkilau jika terkena air laut dan paparan
sinar matahari. Bagiku, pantai dan air selalu saja punya keajaiban tuk
menyatukan dan merekatkan sebuatan ikatan yang menghadirkan canda tawa
kebahagiaan.
Best moment
Layaknya
anak-anak “perang pasir”
Lelah
tertawa dan bermain air, kami istirahat sejenak ditepi pantai sembari
menggosok-gosokkan pasir di wajah masing-masing. Namun tingkah seorang temanku yang biasa kami panggil "Inyong" lagi-lagi membuat tawa kami berderai, bahkan sampai ada yang berguling di pasir.
Sedangkan si biang tawa sama sekali tidak berubah ekspresi (so serius) mengulas
senyum aja nggak, seperti patung beneran. Haha
Gaya
si “inyong” biang tawa
“Inyong”
maskot 17-an :D
Selalu ada tawa
diantara kebersamaan
Tidak cukup membuat
lelucon dengan balutan pasir di tubuhnya, si inyong kembali beraksi menunjukkan
kemapuan aktingnya sebagai mahasiswa jurusan sastra Indonesia.
Penjual
es dadakan Entah
jadi apa lagi :D
Senja mulai turun, meski
hari masih terlihat terang. Ah,, acara liburan dihari bersejarah bangsa ini
telah usai. Setelah berganti dengan pakaian kering, rombongan kami pun beranjak
pulang, membawa kenangan manis dan rasa persaudaraan yang semakin terjalin
erat.

We are,, Big Family STMIK Syaikh Zainuddin NW Anjani LOTIM ;)