“Dan
Kami Turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya. Untuk Kami
Tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman. Dan kebun-kebun yang
rindang.” (Q.S. An-Naba’: 14-16).
Hujan merupakan salah
satu bukti Kuasa Sang Maha Pencipta yang tak tertandingi. Bahkan ilmuwan paling
pintar di muka bumi sekalipun takkan mampu menandingi ciptaan-Nya, meskipun
hanya menciptakan sesuatu yang serupa dengan hujan.
Selalu saja ada
banyak cara tuk menikmati anugrah-Nya, tiap kali curahan air yang tumpah ruah
dari langit mengguyur bumi. Salah satunya adalah Mandi hujan. Hyups,,
binar-binar bahagia sudah pasti akan menghias raut polos anak manusia J,, seakan omelan, bahkan tidak jarang
dapat bonus jeweran kuping sudah tak lagi mempan. Karena yang ada dalam hati
cuma satu “bisa tertawa dan menari bersama rinai hujan”. Meski terkadang bagi
pelajar, ujung-ujungnya juga menimbulkan masalah, entah sakitlah, seragam belum
keringlah, sepatu masih basahlah, dan berbagai alasan yang didengungkan oleh
“para pelajar” agar terbebas dari hukuman karena melewatkan beberapa tata
tertib sekolah setelah hujan-hujan. Hoho…
Saat curahan air
tumpah ruah dari langit, tentu kesempatan tuk bersenang-senang tak akan
dilewatkan begitu saja. Tidak hanya sekedar dinikmati dengan berlari-lari
ditengah hujan deras, tetapi seringkali permainan-permainan seru tercipta
karenanya. Bagi anak laki-laki permainan sepak bola akan terasa lebih seru dan
menyenangkan sembari bermain hujan-hujanan.
Bermain selodor dibawah rinai
hujan
Setelah hujan reda, permainanpun berhenti :D
Mandi
hujan memang selalu terasa menyenangkan, tetapi kesehatan juga sangatlah
penting. Oleh karena itu, tiap kali selesai bermain hujan hendaknya langsung
mengguyur kepala dengan air biasa, bila perlu sampoan juga tuh.. hehe… dan berganti
dengan baju kering (jangan membiarkan pakaian basah yang dipakai hujan-hujan
hampir mengering di badan, agar tak masuk angin).
Serta
ada baiknya menikmati segelas teh hangat tuk menghangatkan badan.
Hujan
adalah Anugrah tak terkira, entah curahnya kecil ataupun besar. Tetapi sebagai
manusia seringkali kita menyalahkan atau bahkan menghujat “guyurannya.” Masih saja
kita menyalahkan dan mendengungkan kalau hujan seringkali akan mendatangkan
bencana. Padahal kalaupun terjadi banjir atau longsor sekalipun, semua itu tak
lepas dari kesalahan dan kecerobohan kita sebagai manusia. Sampah dibuang
seenaknya di sungai atau selokan-selokan, pohon-pohon yang sejatinya menjadi
penyerap air dibabat habis-habisan. Dan sama sekali tak ada celah tuk menyerap
air di kota-kota besar karena semua areanya telah sempurna tertutup campuran
semen dan pasir :D..
So…
mari mulai kesadaran dari diri kita sendiri dengan memperhatikan lingkungan
tempat tinggal kita. Sampah tak seharusnya dibuang ke sungai dan perlunya area
resapan hujan, tak semestinya halaman rumah ditutupi dengan campuran semen plus
pasir yang mampu menghalangi air langsung meresap kedalam tanah. ;)