Senin, 02 Maret 2015

Dibawah Rinai Hujan

“Dan Kami Turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya. Untuk Kami Tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman. Dan kebun-kebun yang rindang.” (Q.S. An-Naba’: 14-16).

Hujan merupakan salah satu bukti Kuasa Sang Maha Pencipta yang tak tertandingi. Bahkan ilmuwan paling pintar di muka bumi sekalipun takkan mampu menandingi ciptaan-Nya, meskipun hanya menciptakan sesuatu yang serupa dengan hujan.

Selalu saja ada banyak cara tuk menikmati anugrah-Nya, tiap kali curahan air yang tumpah ruah dari langit mengguyur bumi. Salah satunya adalah Mandi hujan. Hyups,, binar-binar bahagia sudah pasti akan menghias raut polos anak manusia J,, seakan omelan, bahkan tidak jarang dapat bonus jeweran kuping sudah tak lagi mempan. Karena yang ada dalam hati cuma satu “bisa tertawa dan menari bersama rinai hujan”. Meski terkadang bagi pelajar, ujung-ujungnya juga menimbulkan masalah, entah sakitlah, seragam belum keringlah, sepatu masih basahlah, dan berbagai alasan yang didengungkan oleh “para pelajar” agar terbebas dari hukuman karena melewatkan beberapa tata tertib sekolah setelah hujan-hujan. Hoho…


Saat curahan air tumpah ruah dari langit, tentu kesempatan tuk bersenang-senang tak akan dilewatkan begitu saja. Tidak hanya sekedar dinikmati dengan berlari-lari ditengah hujan deras, tetapi seringkali permainan-permainan seru tercipta karenanya. Bagi anak laki-laki permainan sepak bola akan terasa lebih seru dan menyenangkan sembari bermain hujan-hujanan. 

 Bermain selodor dibawah rinai hujan




                                       Setelah hujan reda, permainanpun berhenti :D

Mandi hujan memang selalu terasa menyenangkan, tetapi kesehatan juga sangatlah penting. Oleh karena itu, tiap kali selesai bermain hujan hendaknya langsung mengguyur kepala dengan air biasa, bila perlu sampoan juga tuh.. hehe… dan berganti dengan baju kering (jangan membiarkan pakaian basah yang dipakai hujan-hujan hampir mengering di badan, agar tak masuk angin).
Serta ada baiknya menikmati segelas teh hangat tuk menghangatkan badan.

Hujan adalah Anugrah tak terkira, entah curahnya kecil ataupun besar. Tetapi sebagai manusia seringkali kita menyalahkan atau bahkan menghujat “guyurannya.” Masih saja kita menyalahkan dan mendengungkan kalau hujan seringkali akan mendatangkan bencana. Padahal kalaupun terjadi banjir atau longsor sekalipun, semua itu tak lepas dari kesalahan dan kecerobohan kita sebagai manusia. Sampah dibuang seenaknya di sungai atau selokan-selokan, pohon-pohon yang sejatinya menjadi penyerap air dibabat habis-habisan. Dan sama sekali tak ada celah tuk menyerap air di kota-kota besar karena semua areanya telah sempurna tertutup campuran semen dan pasir :D..

So… mari mulai kesadaran dari diri kita sendiri dengan memperhatikan lingkungan tempat tinggal kita. Sampah tak seharusnya dibuang ke sungai dan perlunya area resapan hujan, tak semestinya halaman rumah ditutupi dengan campuran semen plus pasir yang mampu menghalangi air langsung meresap kedalam tanah. ;)